Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memberkati TUHAN, apakah masuk Akal?

 Bagi kita mungkin begitu asing mendengar kata memberkati Tuhan, kita berpikir tidak mungkin manusia memberkati TUHAN. Hal memberkati TUHAN bukanlah hal yang asing dalam ibadah-ibadah Yahudi, bahkan dalam doa-doa mereka biasanya akan selalu diawali dengan kalimat "barukh  attah Adonai Eloheinu melekh ha'olam...(diberkati lah Engkau TUHAN Allah kami raja alam semesta)

 Didalam PB kita menemukan kalimat ini;

 Luk 19:38 ITB Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!"


Dan didalam PL kita mendapatkan ayat;

Ul 8:10 ITB Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.

Kata "maka engkau akan memuji Tuhan" diatas merupakan terjemahan dari וּבֵרַכְתָּ אֶת־יְהוָה {uverak'ta et Adonai: dan kamu akan memberkati TUHAN}

Kata (וּבֵרַכְתָּ ~ uverak'ta) berasal dari kata bârak yang berati berkat. Kata ini juga mengandung makna berlutut atau bersujud. 

Seperti yang nampak pada salah satu dari sepuluh orang kusta yang disembuhkan Yesus, dicatat dalam;

Luk 17:15 ITB Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"

Baca juga: Mengucap Syukur disaat sulit

Dari ayat diatas kita dapat melihat beberapa elemen dari sikap memberkati Tuhan yaitu;

1. Ada kesadaran untuk mempermuliakan Tuhan.

2. Merendahkan diri dihadapan Tuhan

3. Menaikkan syukur kepada Allah atas perbuatan-Nya yang ajaib.

Jadi ketika kita memberkati Tuhan, berarti secara mental kita berlutut untuk menyembah dan memuliakan Tuhan, seraya kita mengucap syukur sebagai wujud pengakuan bahwa Dialah sumber berkat.

Kiranya kita tidak henti-hentinya untuk memberkati TUHAN setiap saat.